kanker serviks

Cara Mudah Mencegah Kanker Leher Rahim (Serviks)

Data dari seluruh dunia, kanker serviks merupakan jenis kanker yang tersering keempat dialami perempuan dengan perkiraan 604.000 kasus baru pada tahun 2020. Dari perkiraan 342.000 kematian akibat kanker serviks pada tahun 2020, sekitar 90% di antaranya terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Menurut data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, sebanyak 36.633 (17.2%) tercatat kasus baru yang terdiagnosa di Indonesia dan dari data tersebut didapati kanker serviks menempati posisi ke-2 setelah kanker payudara. Kanker serviks merupakan keganasan (pertumbuhan sel yang tidak normal) yang berasal dari serviks atau leher rahim.

Serviks adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Fungsinya:

  • Memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual;
  • Melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar.

Apa yang menyebabkan Kanker Serviks?

Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker. Perubahan tersebut dikaitkan dengan infeksi human papilloma virus (HPV), yang bisa menular melalui hubungan seksual. HPV adalah infeksi virus yang paling umum pada saluran reproduksi. Sebagian besar perempuan dan pria yang aktif secara seksual akan terinfeksi pada suatu saat dalam hidup mereka, dan beberapa mungkin terinfeksi berulang kali. Lebih dari 90% populasi yang terinfeksi akhirnya sembuh dari infeksi.

Hal lainnya yang meningkatkan risiko perempuan mengalami kanker serviks yaitu perempuan yang hidup dengan HIV (virus penyebab AIDS) atau kondisi lain yang membuat tubuh seseorang sulit untuk melawan penyakit atau menurunnya sistem kekebalan tubuh serta merokok.

Apa tanda – tanda seseorang mengalami kanker serviks?

Infeksi Human Papilloma Virus (virus penyebab kanker serviks) biasanya tidak menimbulkan gejala sehingga seseorang tidak tahu bahwa mengalami infeksi virus tersebut. Bagi kebanyakan perempuan, HPV akan hilang dengan sendirinya, namun, jika tidak, ada kemungkinan lama kelamaan dapat menyebabkan kanker serviks.

Dalam fase awal, kanker serviks mungkin tidak menimbulkan tanda dan gejala. Namun, gelaja muncul saat kanker serviks berada pada stadium lanjut yang dapat menyebabkan perdarahan atau keluarnya cairan dari vagina yang tidak normal seperti perdarahan setelah berhubungan seks. Jika Anda memiliki tanda-tanda ini, segera temui dokter Anda. Mereka mungkin disebabkan oleh sesuatu selain kanker, tetapi satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pemeriksaan.

Bagaimana cara mencegah kanker serviks?

Hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks adalah:

1. Vaksinasi HPV

Vaksin HPV melindungi infeksi jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Vaksinasi direkomendasikan untuk remaja perempuan usia 11 hingga 12 tahun, namun dapat diberikan mulai usia 9 tahun. Vaksin HPV juga direkomendasikan untuk semua orang hingga usia 26 tahun, jika belum divaksinasi. Vaksin dapat diakses dipuskesmas, klinik, maupun rumah sakit

Vaksinasi HPV tidak dianjurkan untuk seseorang yang berusia lebih dari 26 tahun. Namun, beberapa orang dewasa berusia 27 hingga 45 tahun yang belum divaksinasi dapat memutuskan untuk mendapatkan vaksin HPV setelah berkonsultasi dengan dokter terkait risiko infeksi HPV baru dan kemungkinan manfaat vaksinasi. Vaksinasi HPV pada rentang usia ini kurang memberikan manfaat, karena lebih banyak orang yang telah terpapar HPV. Harga vaksin HPV bervariasi mulai dari 800.000 hingga lebih dari 1 juta rupiah.

2. Tes skrining

Tes skrining atau deteksi dini kanker serviks dilakukan dengan pengujian infeksi HPV untuk mendeteksi pra-kanker dan kanker, diikuti dengan pengobatan yang sesuai. Pengujian dilakukan pada perempuan yang tidak memiliki gejala dan mungkin merasa sangat sehat. Ketika skrining mendeteksi infeksi HPV atau lesi pra-kanker, ini dapat dengan mudah diobati dan kanker dapat dihindari. Skrining juga dapat mendeteksi kanker pada stadium awal dimana pengobatan memiliki potensi penyembuhan yang tinggi. Tes skrining dapat berupa IVA atau pap smear yang ditujukkan untuk perempuan yang telah aktif seksual. Harga dari IVA sangatlah terjangkau bahkan gratis di beberapa puskesmas.

Kematian akibat kanker serviks yang dialami perempuan sebagian besar terjadi karena perkembangan kanker yang ditemukan atau terdeteksi sudah dalam stadium lanjut. Untuk itu, apabila anda merasa ragu sudah mendapatkan vaksin HPV atau belum dan sudah melewati usia efektif untuk mendapatkan vaksin, maka cara pencegahan yang dapat dilakukan yaitu deteksi dini kanker serviks secara rutin yang sangat terjangkau dan mudah aksesnya.

 

Referensi:

Share this post

Scroll to Top