image

Screening Film Luka dan Suara di Balik Kota

Kisara (Kita Sayang Remaja) menyelenggarakan screening film vertikal di acara Urban Social Forum (USF) – Sebuah forum yang di desain bagi masyarakat kota untuk membicarakan kota dengan segala isu sosialnya. Forum ini menjadi sebuah ruang yang inklusif untuk mengimajinasikan, menciptakan dan mengafirmasi kota yang lebih nyaman untuk ditempati. USF menjadi sebuah festival yang mengangkat berbagai isu sosial perkotaan, mulai dari tata ruang kota, ketersedian fasilitas umum dan transportasi umum, isu ruang partisipasi orang muda hingga masalah sosial budaya yang hadir di dalamnya.

Kisara menjadi salah satu organisasi orang muda yang terlibat dalam kegiatan ini. Menyajikan sebuah film vertikal hasil karya dari relawan Kisara bertajuk, Purusa Utama? Film vertikal ini mengambil latar isu kekerasan berbasis gender. Sebuah isu yang menyoroti bagaimana kekerasan itu dapat terjadi akibat identitas gender yang dimiliki oleh individu. Film vertikal menjadi media kreatif yang mencoba menyajikan fenomena kekerasan yang terjadi di Bali melalui layar sinema. Harapannya film vertikal yang disajikan mampu menjadi bahan refleksi ataupun pemantik warga kota untuk merenungkan kembali situasi kekerasan yang ada di sekeliling.

Proses penayangan film vertikal ini tidak saja menayangkan filmnya kemudian membiarkan penonton pergi dengan bayangan dan persepsinya. Penayangan film vertikal ini menyajikan langsung ruang diskusi bersama untuk merespons film yang ditayangkan dan kemudian mendiskusikannya. Menggandeng Fransiska Prihadi dari Minikono (komunitas film pendek) sebagai pemantik dan Ivy Sujana (aktivis perempuan) yang juga menanyangkan filmnya yang berjudul Flight or Fight yang mengambil latar cerita kekerasan yang terjadi kepada pemimpin perempuan, menambah tebal diskusi yang terjadi. Kak Fransiska membawakan sudut pandang posisi film sebagai media literasi yang dapat digunakan untuk mengetengahkan suatu isu, mendiskusikan ataupun memetik pembelajaran dan semuanya bisa sangatlah personal. 

Bagi Kisara, media kreatif adalah salah satu jalan yang dapat digunakan untuk terus mendorong diskusi mengenai isu kesehatan seksual dan reproduksi. Percakapan yang muncul melalui penayangan film tersebut diharapkan mampu membawa isu terkait kekerasan berbasis gender dapat terus menjadi kesadaran kita – Kesadaran akan kasusnya yang masih banyak terjadi di sekitar kita. Kesadaran yang membuat kita turut membangun gerakan untuk menghentikannya. Kisara percaya bahwa berbagai bentuk kekerasan diwariskan dari generasi ke generasi, dia senyap menjadi luka. Sehingga sudah waktunya kita terus menyuarakannya dan menghentikannya sekarang juga.

Sumber foto: Dokumentasi Urbansocialforum

Share this post

Scroll to Top