Thumbnail BISIK IHCP

YOUTH POWER: REMAJA BERDAYA REMAJA BERPERAN

Jika dulu remaja dianggap sebagai pemimpin masa depan, bagi PKBI remaja adalah pemimpin sejak hari ini. Kepercayaan inilah yang membuat PKBI mengerahkan sebagian besar tenaganya untuk memfasilitasi proses remaja dalam melakukan eksplorasi seluas-luasnya. Menunaikan hak remaja dalam ikut serta secara aktif dan kontributif dalam berperan membangun organisasi dalam hal ini PKBI. Dengan melibatkan remaja secara bermakna, maka hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan untuk mengalami, berpikir, mengeksplorasi, mempertanyakan dan mencari jawaban dari setiap wacana kehidupan yang akan mereka lalui.

“Berdasar dari komitmen, mengakar menjadi ruang berdaya”, masa remaja merupakan fase krusial dalam kehidupan. Remaja berada pada fase perkembangan identitas, eksplorasi, dan pembentukan nilai-nilai pribadi serta sosial. Pengalaman, wawasan, kesempatan, dan ruang bertumbuh yang diterima remaja akan membentuk cara pandang dan peran mereka di masa depan. Tahapan perjalanan kehidupan ini menempatkan remaja pada fase yang penuh potensi, kreativitas, dan semangat perubahan. Hal tersebut menjadi kekuatan bagi remaja untuk tidak hanya ditempatkan sebagai objek pembangunan, tetapi subjek aktif yang mampu berkontribusi terhadap kedepan sebagai agen perubahan.

Menyadari hal tersebut, PKBI sejak awal berdiri telah menempatkan remaja sebagai pilar utama dalam upaya keberlanjutan organisasi. Grand Design menjadi wujud nyata langkah strategis PKBI untuk memastikan remaja memiliki peran yang lebih signifikan, tidak hanya dalam organisasi, tetapi juga dalam masyarakat yang lebih luas, khususnya terkait isu-isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), kesehatan mental, kepemimpinan, serta kesiapan menghadapi tantangan globalisasi dan digitalisasi. Inisiatif ini sejalan dengan prinsip meaningful inclusive youth participation, yang memastikan bahwa pelibatan remaja tidak hanya sekadar hadir, tetapi benar-benar memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan.

PKBI Daerah Bali menjadi bagian dari implementasi grand design tahap 1, A.A Ayu Ratna Wulandari selaku Direktur Eksekutif PKBI Daerah Bali menyambut baik proses implementasi grand design remaja di daerah yang dikoordinasikan secara penuh oleh fasilitator remaja yang sebelumnya telah terlatih di tingkat nasional

“Grand Design Remaja adalah strategi PKBI untuk membangun generasi muda yang kritis, berdaya, dan terlibat aktif dalam keberlanjutan organisasi. Melalui pendekatan inklusif, kami ingin memastikan semua remaja baik di kota maupun di desa melalui cabang memiliki akses terhadap informasi kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif. Ini bukan sekadar program, tapi komitmen nyata PKBI untuk menjadikan remaja sebagai aktor utama perubahan menuju masa depan yang setara, inklusif, dan berkelanjutan”

Implementasi grand design tahap 1 ini dilaksanakan di 2 cabang yaitu PKBI Cabang Buleleng dan PKBI Cabang Badung. Kegiatan dirancang intensif melalui pelatihan selama 3x pertemuan di masing-masing lokasi. Strategi peer-to-peer, youth-led, serta forum diskusi yang mendalam menciptakan ruang aman untuk remaja untuk menyuarakan pengalaman, saling berbagi dan belajar, serta membangun ruang yang suportif. Rangkaian kegiatan berlangsung dari Februari hingga April 2025 dengan melibatkan total 30 orang remaja yang dilatih menjadi fasilitator, konselor, hingga pemimpin gerakan isu-isu terkait.

Pelatihan yang dikemas lebih interaktif tidak seperti di ruang kelas menjadi hal yang membuat remaja tertarik seperti yang disampaikan oleh Yuka salah satu peserta pelatihan dari PKBI Cabang Badung

“Kebetulan kegiatannya selama 3 hari, kita tidak hanya dikasih materi tetapi juga diajak praktik dan bedah kasus. Kita diajarin public speaking, siaran radio dan bagaimana cara menjadi fasilitator yang baik. Kegiatannya seru banget, pokoknya banyak banget yang bisa kita dapet dari kegiatan hari ini”

Para peserta yang terlibat juga melakukan tindak lanjut pelatihan yang dikemas melalui berbagai kegiatan mulai dari siaran radio, instagram live, kunjungan ke sekolah, panti asuhan, hingga kelompok belajar di luar sekolah. Salah satu peserta pelatihan dari PKBI Cabang Buleleng yaitu Restu melakukan kegiatan tindak lanjut di Pasar Intaran, pengalaman ini menjadi hal yang menarik bagi Restu untuk melihat bahwa proses belajar isu HKSR tidak hanya kaku dan harus dilakukan di ruang-ruang kelas.

“Orang-orang mikirnya kalah dengar kata ‘pasar’ pasti tentang keramaian, banyak orang jualan, sempit-sempitan dan bau pasarnya beuh. Namun berbanding terbalik dengan kegiatan Pasar Intaran kak karena ada tempat yang bisa digunakan untuk berdiskusi bersama. Hal ini jadi suasana baru yang menarik untuk kita sebagai remaja bisa mendiskusikan berbagai hal termasuk isu permasalahan remaja dan HKSR”

Melalui Grand Design Remaja Berdaya, PKBI merancang langkah strategis jangka panjang untuk menjadikan remaja sebagai aktor utama dalam isu-isu seperti Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), kesehatan mental, kepemimpinan, serta adaptasi terhadap dunia digital dan tantangan global. 

Share this post

Scroll to Top