4

IHCP KISARA: MEWUJUDKAN KOTA SEHAT, INKLUSIF, DAN BERDAYA

Indonesia Healthy Cities with PRIDE (IHCP) adalah proyek yang dipimpin oleh orang muda dengan tujuan meningkatkan akses layanan kesehatan yang inklusif, terutama mereka yang hidup dengan HIV serta keberagaman gender dan seksualitas. Kisara PKBI Bali dalam implementasi kegiatan ini bersama-sama dengan beberapa organisasi lainnya yang hingga kini menjadi sebuah konsorsium nasional. Selain wilayah Bali, adapun beberapa wilayah yang menjadi asal organisasi dalam konsorsium tersebut meliputi Medan, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Samarinda, dan Maluku. Sejak pertengahan 2023, proyek ini telah berfokus pada penguatan advokasi, kolaborasi dengan stakeholders, serta edukasi terkait hak kesehatan seksual dan reproduksi. Melalui berbagai kegiatan, IHCP mendorong terciptanya lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi kelompok rentan di masyarakat. 

Kisara PKBI Bali selalu berupaya menyusun konsep implementasi kegiatan agar dapat menjawab kebutuhan masyarakat di lapangan secara bertahap menyesuaikan dengan ketersediaan sumber daya termasuk dalam setiap rangkaian kegiatan IHCP. Hal tersebut pada akhirnya melahirkan berbagai inovasi setiap tahunnya, mulai dari pada tahun 2023 yang diawali dengan aktivitas pelatihan fasilitator internal Kisara dalam upaya menyamakan persepsi berkaitan dengan isu yang menjadi fokus IHCP untuk dapat memfasilitasi kegiatan pada lima kampus di wilayah Denpasar dan Buleleng. Hal tersebut berkaitan dengan adanya Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 terkait Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus yang kini dicabut dengan Permendikbudristek No. 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi yang menghimbau setiap kampus untuk membentuk dan mengembangkan Satuan Tugas (Satgas) sebagai upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual. Dalam hal ini, interseksionalitas isu kekerasan seksual dan IHCP menjadi poin kunci kolaborasi Kisara PKBI Bali dan kelima kampus tersebut yang mencakup Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Mediterranean Singaraja, Institut Pariwisata dan Bisnis (IPB) Internasional, Sekolah Tinggi Farmasi (STF) Mahaganesha, dan Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.  

Implementasi IHCP pada tahun 2023 berakhir dengan kegiatan Healthy Cities Roadshow sebagai wujud berdayanya champions dari perwakilan mahasiswa pada masing-masing kampus untuk dapat terlibat aktif dalam persiapan hingga pelaksanaan kegiatan untuk membagikan kembali setiap knowledge dan skills yang didapatkan selama pelatihan dengan total outreach sebesar 575 peserta. Berlanjut pada implementasi tahun 2024 dengan melaksanakan penguatan Satgas PPKS termasuk dari elemen dosen. Hal tersebut berjalan beriringan dengan kegiatan advokasi ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng. Dalam upaya memperkuat bahan advokasi, IHCP juga melaksanakan penelitian melalui FGD dan Online Survey serta diseminasi hasil melalui Stakeholders Meeting pada kedua wilayah tersebut. Social Media Campaign tetap rutin dilaksanakan selama dua tahun ini sebagai upaya peningkatan outreach kegiatan termasuk juga menga komunitas dengan mitra baik itu secara intercity maupun intracity. 

Dalam perjalanan implementasinya, IHCP menghadapi berbagai tantangan. Minimnya pemahaman masyarakat tentang isu keberagaman gender dan HIV masih menjadi hambatan utama, mengingat stigma dan diskriminasi yang melekat di berbagai lapisan sosial. Selain itu, keterbatasan sumber daya juga menjadi tantangan dalam mengoptimalkan implementasi program agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Adaptasi terhadap kebijakan lokal pun menjadi faktor penting dalam memastikan layanan kesehatan yang inklusif dapat diterapkan dengan baik. Dalam implementasi kegiatan yang mendorong adanya lensa keberlanjutan program kedepannya diperlukan persiapan yang optimal untuk dapat memimpin jalannya diskusi bagi penerima manfaat dalam penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) pasca kegiatan. Terlepas dari hal tersebut, integrasi rangkaian kegiatan IHCP dengan program reguler Kisara juga menjadi hal yang penting untuk mendukung keberlanjutan. 

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, IHCP telah mencatat sejumlah pencapaian yang signifikan. Kolaborasi dengan berbagai stakeholders, termasuk lima kampus dan Dinas Kesehatan di Denpasar dan Buleleng untuk memperkuat layanan kesehatan ramah remaja. Program ini juga berhasil meningkatkan kapasitas remaja dan tenaga kesehatan melalui berbagai pelatihan serta workshop bagi 20 petugas layanan kesehatan dan 125 Satgas PPKS dari elemen dosen dan mahasiswa yang memberikan wawasan mendalam mengenai isu HIV dan kekerasan seksual. Hal tersebut pada akhirnya dapat menjadikan Kisara PKBI Bali sebagai jembatan antara masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan khususnya terkait HIV dan kekerasan seksual baik itu dari lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus dengan penyedia layanan kesehatan yang dalam hal ini puskesmas. Selama dua tahun perjalanannya, sebanyak 30 fasilitator dari internal maupun eksternal Kisara PKBI Bali telah terlatih untuk dapat memfasilitasi sesi mengenai isu HIV dan kekerasan seksual. Berbagai konten media sosial dipublikasikan sebagai bentuk kampanye dalam upaya memperluas cakupan masyarakat yang terinformasi berkaitan dengan hal tersebut yang ditandai dengan lebih dari 31.510 pengguna media sosial telah terjangkau. 

Implementasi IHCP ini telah dapat menghasilkan media edukasi berupa modul pelatihan fasilitator sekaligus champions berkaitan dengan interseksionalitas isu HIV dan kekerasan seksual. Pada implementasinya di tahun 2025 yang masih berjalan hingga saat ini juga lebih difokuskan dalam pengembangan media yang berupa buku interseksionalitas isu dan buku analisis kebijakan diskriminatif sebagai media edukasi sekaligus advokasi baik itu bagi internal maupun eksternal Kisara. IHCP Exhibition menjadi puncak implementasi IHCP di tahun terakhirnya ini sebagai ruang untuk berbagi praktik baik sekaligus menuangkan kreativitas remaja melalui media seni untuk menyampaikan pesan berkaitan dengan isu yang menjadi fokus IHCP. Dalam pelaksanaan kegiatan kedepannya tentunya Kisara PKBI Bali tidak dapat berjalan sendiri, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak melalui kolaborasi bersama untuk optimalisasi capaian kegiatan. 

Share this post

Scroll to Top